Bonsai Mewah dari Bahan Murah
Serut (streblus asper)
KIREINA, 19 April 2020. Hobby bonsai selalu identik dengan biaya yang tinggi. Selain perawatan yang rutin, memelihara bonsai membutuhkan seorang trainner untuk membentuk dan mempertahankan bentuk bonsai. Disamping itu bahan bonsai yang bagus harus dibeli deengan harga yang mahal. Citra hobby mahal inilah yang menyebabkan penggemar bonsai perkembangannya tidak cepat seperti hobby lainnya.
Bagi pemula harus banyak belajar agar tidak terjerumus dalam stigma bahwa bonsai itu mahal. Banyak cara belajarnya, melalui teman yang sudah dulu berkecimpung di dunia bonsai, komunitas, buku maupun media online yang cukup banyak.
Tak selamanya bonsai itu mahal, kami sudah membuktikannya. Kita bisa memulai dengan bahan-bahan sederhana yang diperoleh dari pedagang tanaman atau hasil berburu di hutan/perkebunan. Cara kedua sebaiknya sudah tidak dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Budidaya adalah cara terbaik untuk mendapatkan bahan bonsai yang murah berkualitas. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh penggemar bonsai di Nusantara.
Serut (streblus asper) masih banyak ditemukan di hutan-hutan, namun tak mustahil suatu saat akan punah seperti santigi, wahung laut, sido gurih dan tanaman lainnya jika perburuan masih dilakukan secara masif.
Bahan serut berikut ini saya beli di stand tanaman hias di Kota Yogyakarta sekitar lima tahun lalu. Saat itu kondisinya sangat memprihatinkan, hampir mati karena tidak dirawat dengan semestinya oleh pemilik stand/pedagangnya. Mungkin dianggap kuarang baik sehingga hanya ditaruh di bawah pilar tanpa pot masih dalam wadah kantong plastik khas dari pendongkel atau hunter.
Saya membelinya dengan harga yang cukup murah, hanya Rp 30 ribu. Dalam pikiran saya, pohon ini harus diselamatkan.
Serut yang hanya seperti tongkat tinggi satu meter sebesar boto air mineral 600 ml itu saya bawa pulang kemudian saya tanam di pot. Saya biarkan sampai pohon itu tumbuh subur beberapa waktu kemudian.
Dari waktu ke waktu, pohon tersebut tumbuh subur dan cabang-cabangnya mulai banyak. Saya seleksi satu-persatu cabang yang ada, saya sisakan yang layak untuk di arahkan sesuai keinginan saya. Sebagian dahan yang ada juga saya cangkok untuk saya budidayakan.
Selang lima tahun, serut malang ini sudah dapat saya nikmati, kerangka pohonnya sudah kelihatan dan proporsional. Saya mulai memikirkan untuk membuat bonsai serut gaya yang unik dengan bahan tersebut.
Referensi sebanyak-banyaknya saya cari di internet, hasilnya seperti dalam foto-foto berikut ini.
Saya bahagia ternyata dari bahan sederhana kita bisa membuat bonsai yang cukup menawan, kuncinya hanya sabar dan kreativ.
Semoga bermanfaat.
Sebelum dipruning
Setelah dipruning
Proses pembentukan
Setelah proses pembentukan
Hasil yang diinginkan
Vidio lengkap proses pembentukannya dapat disaksikan di :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar