Pasar Hewan Ambarketawang
di Tengah Wabah Korona
Kireina, 26 April 2020. Pasar Hewan Ambarketawang yang berlokasi di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman merupakan pasar pindahan dari Pasar Hewan Kuncen di Yogyakarta. Sejak dibuka pada Maret 2006 Pasar Ambarketawang selalu ramai setiap hari pasaran yakni Pahing. Namun semenjak mewabah virus Corona tahun ini, Pasar Ambarketawang terpantau sepi oleh pengunjung maupun pembeli.
Imbas adanya wabah Corona/Covid-19, pengelola Pasar Ambarketawang menerapkan kebijakan keamanan berupa; penyemprotan disinfektan bagi setiap kendaraan yang masuk pasar, penyemprotan disinfektan seluruh barang-barang yang ada di pasar, kewajiban cuci tangan bagi para pengunjung pasar serta membatasi operasional pasar.
Operasional Pasar Ambarketawang yang biasanya setiap kali pasaran Pahing (Jawa) diubah menjadi 2 kali pasaran Pahing atau sepuluh hari sekali. Hal tersebut dilakukan untuk menghambat perkembangan virus Corona di lingkungan Pasar Ambarketawang.
Beruntung Minggu 26 April 2020 saya berkesempatan mengunjungi Pasar Ambarketawang. Pagi itu suasana cukup cerah, memudahkan saya untuk berangkat lebih awal melihat kondisi di Pasar Ambarketawang.
Puluhan petugas telah bersiap dengan berbagai peralatannya untuk mendukung pengamanan pengunjung dari paparan virus Corona. Para petugas semuanya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), sebagian membawa alat semprot dipunggungnya, sebagian menunggu pos pemantauan yang ditempatkan tepat dibelakang pintu masuk utama Pasar Ambarketawang. Pos Pantau merupakan pos dengan tenda tinggi yang dibawahnya bisa dilewati kendaraan pengunjung maupun pedagang, setiap kendaraan yang melewati pos tersebut secara otomatis akan tersemprot cairan disinfektan yang mengalir setiap saat. Selain itu untuk menjangkau tempat-tempat yang tak terjangkau bagian lain dari kendaraan, akan dilakukan penyemprotan manual oleh petugas.
Setelah penyemprotan disinfektan serta pengecekan dianggap selesai, pengunjung baru diijinkan untuk masuk ke dalam pasar.
Saya menyusuri bagian depan Pasar Ambarketawang, berjajar rapi ratusan mobil pengangkut ternak terparkir, sebagian ber plat polisi Yogyakarta sebagian lagi mobil-mobil berplat luar Yogyakarta.
Sejak pukul 06.00 WIB Pasar Ambarketawang telah ramai dikunjungi oleh para pedagang dan pembelinya. Bambang (40) pedagang sapi asal Pajangan Bantul mengungkapkan, "Meskipun kelihatan ramai pagi ini tapi sebenarnya termasuk sepi". Biasanya kapsaitas pasar 1.000 sapi terpenuhi, hari ini hanya separo, sambungnya.
Kemungkinan banyak pedagang dan pembeli masih enggan untuk berkunjung ke Pasar Ambarketawang karena mengikuti himbauan pemerintah untuk tetap di rumah.
Suasana pasar riuh rendah oleh pedagang dan pembeli, transaksi berjalan sesuai biasanya saat jual beli. Sebagian pengunjung menggunakan masker untuk melindungi diri, namun masih banyak juga pengunjung yang belum menggunakan. Lalu-lalang petugas melakukan penyemprotan disinfektan di area Pasar Ambarketawang setiap waktu seolah tak mengganggu proses jual-beli di tempat tersebut.
Ratusan sapi, mulai dari pedhet (anakan), sapi dewasa pejantan maupun betina berjajar dipajang oleh para pedagangnya, pengunjung dan calon pembeli mengamati satu persatu. Rata-rata adalah sapi jenis metal/merah dan sebagian sapi lokal.
Harga sapi bervariasi, ada penurunan selama wabah Corona namun tidak terlalu banyak. Heri (45) pedagang dari Kulon Progo mengungkapkan, "Untuk jenis-jenis pedhet yang bagus harganya masih tetap tinggi". Harga pethotan (sapihan) usia 4 sampai 6 bulan masih dikisaran Rp 13 juta, sambungnya. Sedangkan yang harga di bawah Rp 10 juta juga ada tetapi dengan kualitas yang biasa, ia mengakiri penjelasannya.
Sementara itu untuk harga sapi pedhet betina yang bukan dari jenis metal harganya relatif lebih murah. Dari pantauan Kireina, untuk kualitas biasa kita bisa mendapatkan seekor pedhet dengan harga Rp 6 juta. (AWB)
Simak Vidionya juga di : https://www.youtube.com/watch?v=Ppm0h_tDYFI
Simak Vidionya juga di : https://www.youtube.com/watch?v=Ppm0h_tDYFI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar