Sabtu, 25 April 2020

Pasar Hewan Ambarketawang 
di Tengah Wabah Korona

Kireina, 26 April 2020. Pasar Hewan Ambarketawang yang berlokasi di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman merupakan pasar pindahan dari Pasar Hewan Kuncen di Yogyakarta. Sejak dibuka pada Maret 2006 Pasar Ambarketawang selalu ramai setiap hari pasaran yakni Pahing. Namun semenjak mewabah virus Corona tahun ini, Pasar Ambarketawang terpantau sepi oleh pengunjung maupun pembeli.

Imbas adanya wabah Corona/Covid-19, pengelola Pasar Ambarketawang menerapkan kebijakan keamanan berupa; penyemprotan disinfektan bagi setiap kendaraan yang masuk pasar, penyemprotan disinfektan seluruh barang-barang yang ada di pasar, kewajiban cuci tangan bagi para pengunjung pasar serta membatasi operasional pasar. 

Operasional Pasar Ambarketawang yang biasanya setiap kali pasaran Pahing (Jawa) diubah menjadi 2 kali pasaran Pahing atau sepuluh hari sekali. Hal tersebut dilakukan untuk menghambat perkembangan virus Corona di lingkungan Pasar Ambarketawang.
Beruntung Minggu 26 April 2020 saya berkesempatan mengunjungi Pasar Ambarketawang. Pagi itu suasana cukup cerah, memudahkan saya untuk berangkat lebih awal melihat kondisi di Pasar Ambarketawang.
Puluhan petugas telah bersiap dengan berbagai peralatannya untuk mendukung pengamanan pengunjung dari paparan virus Corona. Para petugas semuanya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), sebagian membawa alat semprot dipunggungnya, sebagian menunggu pos pemantauan yang ditempatkan tepat dibelakang pintu masuk utama Pasar Ambarketawang. Pos Pantau merupakan pos dengan tenda tinggi yang dibawahnya bisa dilewati kendaraan pengunjung maupun pedagang, setiap kendaraan yang melewati pos tersebut secara otomatis akan tersemprot cairan disinfektan yang mengalir setiap saat. Selain itu untuk menjangkau tempat-tempat yang tak terjangkau bagian lain dari kendaraan,  akan dilakukan penyemprotan manual oleh petugas. 

Setelah penyemprotan disinfektan serta pengecekan dianggap selesai, pengunjung baru diijinkan untuk masuk ke dalam pasar.
Saya menyusuri bagian depan Pasar Ambarketawang, berjajar rapi ratusan mobil pengangkut ternak terparkir, sebagian ber plat polisi Yogyakarta sebagian lagi mobil-mobil berplat luar Yogyakarta.
Sejak pukul 06.00 WIB Pasar Ambarketawang telah ramai dikunjungi oleh para pedagang dan pembelinya. Bambang (40) pedagang sapi asal Pajangan Bantul mengungkapkan, "Meskipun kelihatan ramai pagi ini tapi sebenarnya  termasuk sepi". Biasanya kapsaitas pasar 1.000 sapi terpenuhi, hari ini hanya separo, sambungnya.

Kemungkinan banyak pedagang dan pembeli masih enggan untuk berkunjung ke Pasar Ambarketawang karena mengikuti himbauan pemerintah untuk tetap di rumah.
Suasana pasar riuh rendah oleh pedagang dan pembeli, transaksi berjalan sesuai biasanya saat jual beli. Sebagian pengunjung menggunakan masker untuk melindungi diri, namun masih banyak juga pengunjung yang belum menggunakan. Lalu-lalang petugas melakukan penyemprotan disinfektan di area Pasar Ambarketawang setiap waktu seolah tak mengganggu proses jual-beli di tempat tersebut.
Ratusan sapi, mulai dari pedhet (anakan), sapi dewasa pejantan maupun betina berjajar dipajang oleh para pedagangnya, pengunjung dan calon pembeli mengamati satu persatu. Rata-rata adalah sapi jenis metal/merah dan sebagian sapi lokal.

Harga sapi bervariasi, ada penurunan selama wabah Corona namun tidak terlalu banyak. Heri (45) pedagang dari Kulon Progo mengungkapkan, "Untuk jenis-jenis pedhet yang bagus harganya masih tetap tinggi". Harga pethotan (sapihan) usia 4 sampai 6 bulan masih dikisaran Rp 13 juta, sambungnya. Sedangkan yang harga di bawah Rp 10 juta juga ada tetapi dengan kualitas yang biasa, ia mengakiri penjelasannya.
Sementara itu untuk harga sapi pedhet betina yang bukan dari jenis metal harganya relatif lebih murah. Dari pantauan Kireina, untuk kualitas biasa kita bisa mendapatkan seekor pedhet dengan harga Rp 6 juta. (AWB)

Simak Vidionya juga di : https://www.youtube.com/watch?v=Ppm0h_tDYFI


Selasa, 21 April 2020

Mengenal Kemuning (Murraya paniculata) Super Mikro Koleksi Sangat Langka

Mengenal Kemuning (Murraya paniculata) Super Mikro
Koleksi Sangat Langka

KIREINA, 21 April 2020. Mikro dalam dunia bonsai/tanaman sering dikaitkan dengan ukuran daun. Mikro berarti kecil, pohon yang memiliki ukuran daun kecil atau lebih kecil dari ukuran pohon sejenis sebelumnya. Beringin Taiwan/Kimeng disebut sebagai ficus microcarpa karena memiliki daun yang lebih kecil dibandingkan jenis sebelumnya, iprik maupun ficus lainnya. Seribu Bintang (serisa fotida) yang berdaun kecil disebut seribu bintang mikro dan contoh pohon lainnya.

Kemuning Jepang (Murraya paniculata) sebelumnya banyak yang menyebut kemuning mikro karena memiliki ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan jenis Kemuning Lokal (Jenar) yang lebih dulu dikenal di Nusantara.

Belakangan muncul Kemuning jenis baru yang memiliki ukuran daun sangat kecil, jauh lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun kemuning Jepang. Kemuning baru ini memiliki ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun santigi (pemphis acidula) sehingga sangat ideal untuk dijadikan bonsai.

Karakter lainnya identik dengan kemuning Jepang maupun Jenar, tekstur kulit batang yang pecah-pecah mengesankan ketuaan, batang yang keras serta pohon mudah berbunga. Kelebihan-kelebihan tersebut menyebabkan kemuning super mikro sangat ideal untuk dijadikan bonsai.

Syarat Tumbuh

Kemuning mikro termasuk jenis pohon yang mudah hidup baik di dataran rendah maupun tinggi. Tanah dan udara lembab membantu pohon tumbuh subur. Pada tempat yang memiliki intensitas  sinar matahari tinggi kemuning super mikro dapat tumbuh natural, tajuk melebar dengan dahan dan ranting yang lebat. Sebaliknya di tempat yang memiliki intensitas sinar matahari rendah kemuning tumbuh tinggi menjulang.

Perawatan kemuning super mikro di pot cukup mudah, dengan mix media: tanah humus, pupuk kandang dan campuran arang sekam perbandingan 1:1:1 ia dapat tumbuh dengan subur. Karena Kemuning Super Mikro suka kelembaban maka kita dapat menyiramnya 2 (dua) kali dalam sehari yaitu pagi dan sore saat musim kemarau.

Perbanyakan
Kemuning super mikro dapat diperbanyak dengan biji, cangkok batang maupun stek. Batang kemuning  yang sudah dewasa mudah mengeluarkan akar jika dicangkok, untuk stek kita dapat menggunakan pucuk ranting atau dahan yang masih muda.

Pertumbuhan kemuning super mikro sangat lambat, mungkin karena ukuran daun yang kecil, oleh karena itu okulasi ke kemuning jepang atau jenar menjadi solusi jika kita menginginkan memperoleh kemuning super mikro yang memiliki ukuran batang yang besar.

Pembentukan
Kemuning super mikro sangat ideal dijadikan bonsai gaya natural alami. Ia memiliki struktur percabangan yang teratur serta rapat. Tanpa pengawatan/wiring yang ekstrim kemuning super mikro sudah dapat ditampilkan menjadi bonsai yang indah. (AWB)

Berikut foto-foto kemuning super mikro koleksi Kirena Bonsai






Kunjungi juga vidionya di : https://www.youtube.com/watch?v=R9-KMWzWoYE

Informasi dan konsultasi seputar Bonsi Kemuning Super Mikro dapat melalui  WA : 081802721887


Minggu, 19 April 2020

Bonsai Mewah dari Bahan Murah Serut (streblus asper)

Bonsai Mewah dari Bahan Murah
Serut (streblus asper)

KIREINA, 19 April 2020. Hobby bonsai selalu identik dengan biaya yang tinggi. Selain perawatan yang rutin,  memelihara bonsai membutuhkan seorang trainner untuk membentuk dan mempertahankan bentuk bonsai. Disamping itu bahan bonsai yang bagus harus dibeli deengan harga yang mahal. Citra hobby mahal inilah yang menyebabkan penggemar bonsai perkembangannya tidak cepat seperti hobby lainnya.
Bagi pemula harus banyak belajar agar tidak terjerumus dalam stigma bahwa bonsai itu mahal. Banyak cara belajarnya, melalui teman yang sudah dulu berkecimpung di dunia bonsai, komunitas, buku maupun media online yang cukup banyak. 
Tak selamanya bonsai itu mahal, kami sudah membuktikannya. Kita bisa memulai dengan bahan-bahan sederhana yang diperoleh dari pedagang tanaman atau hasil berburu di hutan/perkebunan. Cara kedua sebaiknya sudah tidak dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Budidaya adalah cara terbaik untuk mendapatkan bahan bonsai yang murah berkualitas. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh penggemar bonsai di Nusantara. 
Serut (streblus asper) masih banyak ditemukan di hutan-hutan, namun tak mustahil suatu saat akan punah seperti santigi, wahung laut, sido gurih dan tanaman lainnya jika perburuan masih dilakukan secara masif.
Bahan serut berikut ini saya beli di stand tanaman hias di Kota Yogyakarta sekitar lima tahun lalu. Saat itu kondisinya sangat memprihatinkan, hampir mati karena tidak dirawat dengan semestinya oleh pemilik stand/pedagangnya. Mungkin dianggap kuarang baik sehingga hanya ditaruh di bawah pilar tanpa pot masih dalam wadah kantong plastik khas dari pendongkel atau hunter.
Saya membelinya dengan harga yang cukup murah, hanya Rp 30 ribu. Dalam pikiran saya, pohon ini harus diselamatkan. 
Serut yang hanya seperti tongkat tinggi satu meter sebesar boto air mineral 600 ml itu saya bawa pulang kemudian saya tanam di pot. Saya biarkan sampai pohon itu tumbuh subur beberapa waktu kemudian.
Dari waktu ke waktu, pohon tersebut tumbuh subur dan cabang-cabangnya mulai banyak. Saya seleksi satu-persatu cabang yang ada, saya sisakan yang layak untuk di arahkan sesuai keinginan saya. Sebagian dahan yang ada juga saya cangkok untuk saya budidayakan.
Selang lima tahun, serut malang ini sudah dapat saya nikmati, kerangka pohonnya sudah kelihatan dan proporsional. Saya mulai memikirkan untuk membuat bonsai serut gaya yang unik dengan bahan tersebut.
Referensi sebanyak-banyaknya saya cari di internet, hasilnya seperti dalam foto-foto berikut ini.
Saya bahagia ternyata dari bahan sederhana kita bisa membuat bonsai yang cukup menawan, kuncinya hanya sabar dan kreativ.

Semoga bermanfaat.

Sebelum dipruning

Setelah dipruning

Proses pembentukan

Setelah proses pembentukan 

Hasil yang diinginkan


Vidio lengkap proses pembentukannya dapat disaksikan di : 





Entri yang Diunggulkan

SENTRA BONSAI YOGYAKARTA - KIREINA BONSAI

Mencari sentra bonsai di Yogyakarta, Anda dapat mengunjungi KIREINA BONSAI yang beralamat di Jl. Wates KM. 7, Pasekan Kidul RT: 01/01, Bale...