Kamis, 26 Desember 2019

Mangga Mahatir, Mangga Jumbo Idola Petani


KIREINABONSAI, 26/12/2019. Mengikuti nama orang kuat Mahatir Mohammad, perdana menteri Malaysia, Mangga Mahatir dipersonifikasikan sebagai mangga yang memiliki keunggulan seperti beliau. Berasal dari Kinabalu Malaysia, kini Mangga Mahatir sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

Ciri utama dari Mangga Mahatir adalah ukuran buah yang jumbo/besar, jauh lebih besar dari ukuran mangga pada umumnya. Mangga Mahatir bisa mencapai berat rata-rata per buah 3 kg. Selain itu Mangga Mahatir memiliki tekstur daging yang lembut, berwarna kuning cerah serta memiliki rasa yang sangat manis.

Daging buah Mangga Mahatir cukup tebal karena biji buah tergolong kecil. Keunggulan lainnya, Mangga Mahatir termasuk tanaman yang genjah alias cepat berbuah, selain itu Mangga Mahatir dapat tumbuh dengan subur di dataran tinggi maupun dataran rendah.

Untuk membedakan pohon Mangga Mahatir dan jenis Pohon Mangga lainnya sebelum berbuah cukup mudah. Ukuran daun pada Mangga Mahatir lebar  dan panjang, panjang daun bisa mencapai 30 cm. 

Bentuk Buah Mangga Mahatir sangat khas, dengan ciri ujung buah berbentuk paruh burung. Bentuk buah nyaris sama karena keterbatasan jumlah pohon induk sehingga perbanyakan bibit tanaman juga terbatas. Hal ini justru menguntungkan karena bentuk dan ukuran buah masih bisa terjaga dengan baik.

Pohon Mangga Mahatir relatif mudah berbunga dan berbuah. Dengan perawatan intensif, khususnya dalam pemberian pupuk yang benar, pemangkasan serta perawatan harian yang baik.


Untuk mendapatkan hasil yang baik, pilihlah bibit yang diperbanyak secara klonal (bibit vegetatif) bukan yang berasal dari biji. Bibit vegetatif dapat deperoleh dengan berbagai cara; okulasi (tempel mata), sambung pucuk, sambung sisip, sambung susu dari induk terpilih maupun cangkok. Bibit vegetatif memiliki sifat genetik yang sama dengan sifat genetik induknya sehingga kualitasnya terjamin. (AWB)

Informasi dan Pusat Penjualan Bibit Mangga Mahatir dapat menghubungi 

Kireina Bonsai, Telepun/WA: 081802721887




Minggu, 22 September 2019

Bonsai Itu Sederhana yang Ribet Itu Kamu, Laporan Pameran The Legend Bandung

KIREINA BONSAI, 22/9/2019. Pameran Bonsai The Legend Bandung pada awal bulan Sepetember 2019 menyita banyak perhatian pecinta bonsai Nusantara, termasuk saya. Bandung selalu ada alasan untuk saya kunjungi terutama pameran bonsainya, tak pernah mengecewakan selama saya menyaksikan pameran bonsai di Bandung.

Dibayang-bayangi isue ketidakharmonisan hubungan kepanitiaan penyelenggara Pameran Bonsai, akhirnya pameran dapat digelar tepat waktu dan on target. Jumlah peserta sesuai ekspektasi panitia, lebih dari 500 pohon dari berbagai kategori. Peserta juga datang dari seluruh penjuru Nusantara.
Acara pendukung yang menghadirkan demo pembuatan bonsai yang menghadirkan trainer impor juga sesuai rencana, trainer hadir penonton juga banyak.
Seluruh stand bursa habis terjual, jumlahnya lebih dari 50 stand. Pedagangnya berasal dari seluruh Indonesia, semua laku, semua melakukan transaksi.
Saya datang pada saat akhir acara pameran, Minggu 8 September 2019, pagi hari jam 6 pagi, masih lengang sehingga saya leluasa menikmati satu demi satu bonsai yang dipamerkan. Beberapa bonsai sudah dipacking siap untuk di bawa ke pemiliknya, bahkan sudah ada yang diambil pada malam sebelumnya. Namun tak banyak, masih banyak yang tertinggal di lokasi Pameran.
Bandung adalah surganya cemara/juniperus dalam benak saya, namun saya hanya menemukan beberapa cemara saja sisanya berbagai jenis tanaman bonsai lainnya seperti; ficus, sisir, serut dan masih banyak lagi.
Di bawah rerindangan pohon pelindung di Bale Pare Kotabaru Bumi Parahyangan Bandung Barat, ratusan pohon kontes tersebut didisplay cukup indah. Dua jam tak terasa saya menikmati keindahan bonsai-bonsai yang di pamerkan. 
Puas menikmati pameran, saya menuju ke stand bursa. Berjajar stand bursa jumlahnya lebih dari 50 stand, sebagian sudah kosong entah laku atau pedagangnya sudah pulang. Namun dari beberapa kabar yang diwartakan melalui media sosial, beberapa stand barangnya diborong semua oleh seorang kolektor. Alhamdulillah.
Ini adalah pameran dengan stand terkomplit yang pernah saya kunjungi, semua jenis pohon ada, mulai dari benih, bibit, bakalan, setengah jadi sampai bonsai siap kontes juga ada. Sebagian berasal dari Jawa Barat tapi pedagang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura bahkan Lampung ada di pameran kali ini. 
Isue keretakan kepanitiaan Pameran Bonsai di Bandung tak begitu terasa di Pameran Bonsai. Pameran tetap jalan, bursa tetap laris. 
Nun jauh di sana, isue tak sedap tentang organisai yang menjadi rumah bagi penggemar bonsai sedang kisruh. Masing-masing kubu saling serang di media sosial, tak ada yang mau ngalah apalagi ngaku salah. ribet banget!!! Masalah yang sejak puluhan tahun ada, tak pernah selesai tapi bonsai di Indonesia tetap jalan, pameran tambah meriah dimana-mana.
Bonsai Itu sederhana yang ribet itu kamu!!! Iya kamuuu... (AWB)

Berikut adalah sebagian bonsai yang ada di kontes The Legend Bandung





















Minggu, 11 Agustus 2019

Tehnik Pengeratan Agar Tanaman Cepat Berbuah


Kireinabonsai, 11/8/2019. Mengharapkan pohon cepat berbuah dari pohon yang kita tanam adalah keinginan semua orang. Namun sering kali harapan tidak sesuai kenyataan, setelah semua petunjuk dari pedagang tanaman kita laksanakan ternyata setelah ditunggu beberapa waktu pohon yang kita tanam, buahnya tak kunjung kelihatan.
Setelah semua persyaratan untuk tumbuh subur tanaman buah kita penuhi ternyata pohon yang kita tanam belum menunjukan hasil. Treatment agar pohon cepat berbuah banyak dikupas oleh beberapa praktisi maupun penulis. Kita bisa mencari informasi tersebut melalui buku, internet ataupun datang langsung pada praktisinya. Berikut ini adalah cara sederhana yang kami terapkan pada pohon agar cepat berbuah. Tentu beda kondisi beda perlakuan. Saya menanam pohon buah-buahan di dataran rendah, lahan kami jaraknya hanya 5 KM dari pantai sehingga selain cuaca cenderung panas, intensitas angin cuga cukup kencang. Cara ini efektiv untuk tanaman buah berusia minimal 3 tahun dan batang utama sudah kuat. 
Tehnik membuahkan dengan cara sederhana ini adalah berdasarkan pengalaman penulis, kemungkinan ada cara lain yang lebih cepat berdasarkan pengalaman orang lain. Penulis melakukan tehnik ini pada pohon: durian, alpukat dan rambutan. Berikut ini prasyaratnya:

  1. Pastikan pohon yang akan dibuahkan sudah cukup ideal secara umur dan besaran batang , umur minimal 3 tahun dan  berbatang kokoh.
  2. Kondisi pohon sehat, ditandai dengan pertumbuhan batang, ranting dan daun yang lebat.
  3. Dilakukan pada saat musim kemarau atau selepas musim penghujan.

Peralatan yang dibutuhkan:

  1. Pisau yang tajam
  2. Kapas
  3. Lakban
  4. Perangsang buah cair (bisa dibeli di toko pertanian)
Tehnik perlakuan:
  1. Kulit pohon yang akan dibuahkan dikerat melingkar dengan ukuran lebar 1 cm dan kupas kulitnya sampai habis, seperti saat kita mau mencangkok. Pastikan bagian kulit terkelupas semua dan sisakan lapisan basah/lendir yang masih menempel pada kayu utama. Tinggi keratan kurang lebih 1 meter dari tanah.
  2. Tutup keratan tersebut dengan kapar yang sudah dibasahi perangsang buah cair. Encerkan perangsang buah tersebut sesuai dengan petunjuk dosis yang ada di botol. 
  3. Tutup kapas dengan lakban bening/hitam kemudian pastikan merekat kuat, ikat kuat masing masing ujung lakban.
  4. Semprot batang, dahan dan daun dengan perangsang buah seminggu sekali sesuai dosis yang ada di botol kemasan.
                             
Ketr. Pohon Durian setelah pengeratan

Perlakuan terhadap pohon pasca pengeratan sama dengan pohon yang lain, tetap disiram dan dipupuk  secara reguler untuk mempertahankan kesuburan. Satu minggu setelah pengeratan biasanya daun-daun pohon yang tua akan mengalami rontok. Dua minggu setelah perlakuan pengeratan, bakal bunga akan muncul tergantung dengan jenis pohonnya. Ditempat kami alpukat lebih mudah berbunga dibandingkan durian dan rambutan.
                               

                                                      Ketr. Pohon Rambutan setelah pengeratan

Setelah terjadi pembuahan, ditandai dengan perubahan fisik bunga menjadi buah kecil (pentil) saatnya melakukan seleksi. Sesuaikan jumlah buah yang kita ingin pelihara dengan kondisi/besaran batang pohon. Sisakan buah yang berpotensi untuk besar dan buang yang kurang bagus. Durian melakukan seleksi sendiri, ia akan mengurangi buahnya sesuai ranting/batang dimana buah itu berada. Semakin kecil dahan/rantingnya biasanya buahnya sedikit dan kecil. Untuk alpukat dan rambutan kita harus melakukan seleksi agar buah yang tersisa bisa tumbuh dengan optimal.
 

                                                 Ketr. Pohon Alpukat setelah pengeratan

Pemilihan waktu pengeratan sangat menentukan dalam keberhasilan membuahkan pohon. Bulan Juli adalah saat yang tepat untuk melakukan pengeratan, agar saat nanti masuk pergantian musim/pancaroba dimana banyak angin, buah yang ada di pohon sudah kuat. Bila saat pergantian musim tersebut, pohon kita sedang berbunga biasanya bunga akan rontok karena terpaan angin.

Setelah bakal buah terpilih sudah ditentukan, maka perawatan pohon sama dengan yang lainnya. Kita tinggal menunggu buah tersebut matang atau layak untuk dipanen. Semoga bermanfaat. (AWB)

















Sabtu, 10 Agustus 2019

Tumpangsari, Strategi Budidaya Bonsai, Berkebun dan Beternak

 
Kireinabonsai, 11/8/2019. Kesalahan yang membawa saya kepada hobi berkebun. Tahun 2008 saya membeli bonsai impor jenis beringin kimeng (ficus microcarpa) melalui seorang pedagang di Jakarta. Saya tertarik membeli bonsai impor selain bagus menurut penilaian saya dan prestise kalau dapat memilikinya. Belakangan baru tahu kalau apa yang saya lakukan itu adalah sebuah kesalahan yang fatal. 
Jamak dilakukan para penghobi bonsai di Indonesia membeli pohon impor sejak puluhan tahun yang lalu saat bonsai mulai dikenal di Indonesia. Memiliki bonsai impor adalah gengsi tersendiri selain itu apabila diikutkan lomba, bonsai impor menempati tempat terhormat dimata para juri lomba. Oleh karena itu, meski mahal penghobi bonsai tetap beramai-ramai melakukan pembelian bonsai impor pada saat itu. Taiwan, Cina dan Jepang adalah negara-negara yang menjual bonsai ke penghobi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Ketiga negara tersebut saling bersaing menjadikan bonsai sebagai komoditas ekspor mereka. 

Konsekuensinya sangat mahal dengan membeli bonsai impor, kita harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk mendapatkan bonsai tersebut, perawatan harus ekstra karena jenis pohon belum adaptif terhadap iklim tropis di negara Indonesia dan tentu mematikan potensi tanaman bonsai di tanah air. Rasanya pengorbanan itu taksebanding dengan kebangganaan memiliki bonsai impor tersebut. Ditambah lagi ternyata membeli bonsai impor, berarti kita ikut andil memperdalam devisit neraca perdagangan nasional. 

Ratusan jenis pohon yang bisa dibuat bonsai di Indonesia mulai dari jenis ficus ada beringin (ficus benjamina), preh (ficus retusa), loa (ficus glomerata) dan amplas (ficus amplas) dan masih banyak jenis ficus lainnya yang memang menjadi ciri khas tanaman tropis. Jenis lainnya masih banyak misalnya asam jawa (tamarindus indica), cemara udang (casuarina equisetifolia), santigi (pemphis acidula), sisir (maclura cochinchinensis). Itu hanya sebagian dari ratusan jenis pohon di Indonesia yang dapat dijadikan bonsai, jenis lainnya lebih banyak lagi. Ada potensi yang sangat besar di negara tropis seperti Indonesia, jenis pohon yang lebih variatif dan kemampuan tumbuh lebih baik karena memikliki intensitas cahaya matahari yang lebih banyak di bandingkan negara-negara pengekspor bonsai seperti di atas. 

Atas berbagai pertimbangan seperti di atas, pada tahun 2010 saya memutuskan untuk membudidayakan bonsai di lahan/kebun samping rumah yang kami miliki, kurang lebih sekitar 500 meter persegi luasnya. Saya mulai menanam, tanaman bahan bonsai yang banyak digemari oleh para penghobi, jenis ficus, asam jawa (tamarindus indica) , cemara udang (casuarinas equisetifolia) dan jenis pohon impor seperti berbagai jenis cemara (juniperus var.), kemuning Jepang (muraya paninculata), anggur Brasil/kupalandak (jaboticaba), lohansung (podocarpus macrophillus), waru Taiwan (hibiscus tiliaceus) dan jenis lainnya. Karena tanaman bonsai membutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai bentuk ideal dan layak jual maka di samping tanaman bonsai saya menanaminya dengan berbagai jenis buah-buahan antara lain: durian (durio zibethinus), papaya (carica papaya), alpukat (persea Americana), pisang (musaceae) dan jeruk nipis (citrus x aurantiifolia). Untuk mencukupi pupuknya, saya memelihara beberapa ekor kambing yang saya manfaatkan kotorannya sebagai pupuk organik. 
 

Awalnya sangat berat, karena saya tidak memiliki ilmu maupun ketrampilan dalam hal budidaya tanaman buah-buahan, selain itu kesibukan saya sebagai pegawai dan kegiatan wiraswasta yang lainnya susah rasanya menyisihkan waktu. Tetapi semacam ada keinginan yang sangat besar untuk bisa mewujudkan memiliki kebun yang didalamnya ada tanaman bonsai, buah-buahan dan binatang piaraan dan pelan-pelan keinginan itu saya wujudkan. 
Karena kurang ilmu, pada tahap awal banyak pohon saya yang mati penyebabnya banyak; terlalu lembab, jenis tanamannya tidak cocok, hama dan penyakit dan banyak lagi. Pun dengan ternak kambing saya, 5 ekor kambing saya mati dalam kurun 2 bulan ada yang keracunan makanan, kembung, mencret, terserang kurab atau scabies dan penyakit lainnya. Terbayang kegagalan dan ingin berhenti berkebun saat itu. Dari beberapa pohon dan kambing yang tersisa, saya putuskan untuk merawat dan melanjutkannya, saya belajar dari banyak hal; buku, internet, pameran agribisnis, tokoh pertanian maupun pada orang-orang yang lebih dulu menekuni bidang itu. 

Sambil terus belajar, beberapa event pameran bonsai lokal, nasional maupun internasional saya ikuti. Media sosial menjadi sarana efektiv mempromosikan kegiatan dan mengenalkan produk yang saya miliki. Pelan tapi pasti, 5 tahun berselang aktivitas berkebun saya mulai menunjukan hasilnya. Saya mulai menjual hasil bonsai budidaya, jasa perawatan taman, pembentukan bonsai juga mulai jalan. Entah sudah berapa bonsai kami terjual tetapi saya tak pernah lupa dengan karya bonsai yang satu ini. Ya, cemara Sargenti (juniperus sargentii) di negara asalnya Jepang namanya juniperus shimpaku adalah satu jenis tanaman paling langka dan paling optimal di jadikan bonsai. Bahkan di Jepang, jenis ini sangat dikeramatkan selain sudah sangat jarang ditemukan di alam, pertumbuhannya relative lambat dibandingkan dengan tanaman lainnya. 


Juniperus sargentii, di tempat saya sangat subur, sama dengan pertumbuhan pohon jenis lainnya mungkin karena intensitas sinar matahari lebih banyak dibandingkan di negara asalnya Jepang. Di pameran bonsai International Bonsai Art & Culture Biennale di Yogyakarta tahun 2014 karya saya mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan dan bonsai sargentii tersebut diboyong ke salah satu kolektor bonsai terbaik di Nusantara. 
Bangga saya, ini menjadi tonggak titik balik saya untuk lebih menekuni aktivitas berkebun. Dua kali saya mendapat undangan dari semacam Dinas Pertanian di Jepang untuk berbagi informasi tentang budidaya bonsai khususnya varietas juniperus sargentii, namun saya belum memenuhinya karena belum bisa meluangkan waktu untuk itu, tidak bisa meninggalkan pekerjaan kantor.  
Pohon buah-buahan yang saya tanam juga mulai berbuah, pepaya tak kenal musim, tiap hari selalu ada pepaya hasil kebun di meja hidangan kami, pun dengan pisang berbagai jenis tak pernah berhenti memberikan buah terbaiknya dan tentu yang sangat membanggakan adalah durian. Saya memilih pepaya dan pisang untuk dibudidayakan, karena tak kenal musim, bibitnya mudah, pepaya dibuat dari biji buah yang masak sementara pohon pisang selalu meninggalkan rumpun anak jika ia sudah berbuah. 

Durian adalah buah favorit keluarga kami, kalau musim durian kami membelinya di pinggir jalan, jika musim durian belum datang supermarketlah tempat kami membeli. Tentu lebih mahal karena di supermarket, buah durian yang ditawarkan adalah produk impor. Saat ini takpernah lagi kami membeli durian impor, di kebun pohon durian kami berbuah 2 kali dalam satu tahun, ada yang bulan Mei dan ada pohon yang berbuah di bulan Oktober. Belum sempat menjualnya ke pedagang, durian hasil kebun habis dikonsumsi sendiri dan di bagikan ke saudara maupun tetangga terdekat. Namun kami bersyukur, tak pernah lagi kami membeli durian di luar. Hanya kelapa, papaya dan pisang yang dibeli oleh pedagang, mereka datang saat buah-buahan itu siap untuk dipanen. Lumayan untuk menambah penghasilan di rumah. 
Kambing kami sudah tak ada yang mati lagi, saya persiapkan makanan hijauan ternak di pagar kebun kami, mulai dari kaliandra (calliandra), indigofera (indigofera tinctoria), singkong karet (Manihot glaziovii M.A.), kleresede (Gliricidia sepium) dan jenis pohon lainnya. Kambingnya sehat, gemuk-gemuk, kotorannya banyak sehingga stok pupuk untuk tanaman saya berlimpah. Tanaman kamipun subur-subur dengan pupuk kandang itu tanpa saya harus mengeluarkan uang untuk membelinya. Menjelang Hari Raya Idul Adha adalah kegembiraan untuk para peternak kambing, pun saya, beberapa kambing jantan saya laku dibeli oleh pedagang tentu dengan harga yang relative lebih baik jika dibandingkan dijual di waktu yang lain. 

Keluarga mulai mendukung saya, sekarang mereka mau menyisihakan waktu untuk sekedar menyiram pohon, mencabut rumput liar maupun menyapu kebun. Anak-anak sudah terbiasa hidup sebagai kegiatan bertani dan beternak kecil-kecilan, mereka tak sungkan untuk memberi makan kambing, membersihkan kandang, memandikannya bahkan memberi susu untuk kambing-kambing kecil kami. Setiap hari kami bergembira di kebun, kebun menjadi tempat rekreasi terdekat, murah dan menghasilkan bagi keluarga kami. Semoga bermanfaat.(AWB)

Informasi dan Penjualan:

Saksikan vidionya di :
https://www.youtube.com/watch?v=qxfth-abUCQ

Kireina Bonsai
HP/WA: 081802721887

Sabtu, 25 Mei 2019


Harapan Baru Agrobisnis Indonesia

KIREINA, 25/05/2019. Mengunjungi Pameran Produk UKM "GREBEK LEBARAN" di alun-alun Sewandanan Pura Pakualaman pagi ini Sabtu (25/5/2019) menjadi pengalamanku yang tak terlupakan. Utamanya karena aku menyaksikan sendiri bagaimana produk-produk agribisnis rumahan dapat dikemas sedemikian menariknya sehingga memiliki daya jual yang lebih baik.
Ketr. pisang di halaman rumahku selalu berbuah bergantian sepanjang waktu

Keluargaku di rumah memiliki kegiatan sampingan yakni berkebun, aneka tanaman buah-buahan mulai dari; pisang, pepaya, jeruk, jambu, kelapa,  alpukat sampai durian dibudidayakan di halaman  yang tidak lebih dari 500 meter persegi. Sepanjang tahun tanaman tersebut berbuah bergantian, sehingga kami tidak pernah membeli buah-buahan karena semua buah tercukupi dari halaman rumah. Bahkan beberapa kali kami dapat menjualnya ke pedagang. Ingin sekali kami menjual hasil kebun kami tersebut dalam bentuk makanan olahan agar mendapat harga yang lebih baik. Karena sifat buah yang musiman, ketika musim panen tiba, buah melimpah harga tidak seberapa sehingga buah-buahan tersebut hanya dibagikan ke sanak saudara atau tetangga beberapa bahkan dibiarkan busuk.

Ketr. Produk Olahan Kreatif yang Menginspirasiku

Hari ini aku beruntung sekali, menemukan aneka produk olahan makanan  dari hasil pertanian di pameran produk UKM yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM bersama PLUT DIY. Criping pisang yang biasa aku temukan dijual bal-balan di pasar tradisional dengan harga yang murah, hari ini menemukan dalam kemasan yang modern mirip di toko-toko modern berjejaring atau supermarket. Dengan harga Rp 15.000,- kita bisa membawa pulang satu kemasan berisi 250 gram, padahal dengan harga yang sama kita bisa mendapatkan 1 kg criping pisang di pasar tradisional. Tentu sangat murah jika kita bandingkan apabila kita membeli produk tersebut di supermarket. 
Ketr. Produk Olahan Pertanian Lainnya

Pada sisi yang lain aku  mengunjungi stand TaniHub , connecting farms with people aplikasi pertanian yang dapat diakses oleh siapa saja. Produknya beragam, mulai dari jeruk, pepaya, semangka, melon dan produk pertanian lainnya semua ada di TaniHub. Aku takjub usaha pertanian yang lekat dengan tanah, pupuk kandang, kerja keras yang terkesan tradisional dan kotor sekarang menjadi kegiatan usaha bisnis yang banyak diusahakan, pakai aplikasi lagi. Tak ketinggalan dengan jenis usaha kekinian yang sedang trend. Sudah tentu ini akan membantu banyak petani dimanapun berada dalam mejual produk-produknya.
Ketr. Toko Tani Indonesia, Harapan Baru Agribisnis

Toko Tani adalah stand berikutnya yang aku kunjungi, aneka produk pertanian dikemas berbeda dijual di toko tani. Mengandalkan produk tani organik, Toko Tani berusaha berkembang menggapai konsumennya. Produk-produk pertanian organik memiliki keunggulan dibandingkan produk yang non-organik, salah satunya adalah tahan lama. Selain itu produk organik diyakini lebih sehat karena terhidar dari obat-obatan kimiawi. Trend hidup sehat dengan makanan organik sedang melanda dunia seiring dengan kesadaran manusia untuk kembali pada pengurangan produk kimiawi. Toko Tani akan menjadi pelopor produk organik pertanian di Indonesia.
Teori lama yang aku dapatkan dari buku-buku pelajaran di sekolah tentang agribisnis selama ini, baru terasa benarnya ketika aku menyaksikan pameran kali ini. Bahwa produk pertanian ini akan berkembang dan menghasilkan jika; bahan bakunya melimpah, mampu mengolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah dan bisa menjual. Sementara ini keluargaku baru bisa menanam menghasilkan aneka buah yang berlimpah namun belum mampu mengolah agar memiliki nilai tambah yang lebih apalagi menjualnya.
Pameran kali ini membuka mataku, bahwa kita mampu berkreasi dengan produk-produk kebun yang aku miliki di rumah, mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai jual kemudian menawarkannya kepada orang lain melalui berbagai media seperti pameran, toko tani, aplikasi TaniHub maupun ditawarkan melalui media sosial. Kalau ini berhasil tentu, tidak hanya keluargaku yang tambah penghasilannya, masyarakat yang lain pun akan mengikutinya. Semoga agribisnis Indonesia semakin maju. (Kireina)

Minggu, 12 Mei 2019

Secercah Harapan Petani Buah Indonesia



KIREINA, 12/05/2019. Beberapa waktu yang lalu saya pergi ke Jakarta untuk sebuah keperluan keluarga, saya diajak mampir ke sebuah toko yang khusus menjual buah-buahan dan sayuran oleh saudara saya. Toko ini dikelola secara modern, luas, tertutup kaca, full ac, semua produk tertata rapi  pada rak dan pengunjung bebas memilih sendiri secara swalayan. Nama toko tersebut adalah All Fresh Fruit Store Indonesia.
All Fresh Fruit Store Indonesia menjual produk buah dan sayur baik lokal maupun impor. Semua dijual dalam keadaan segar, buah-buahan yang dijual cukup komplit mulai dari ceplukan, kelengkeng, pisang, pepaya, buah naga, mangga, jeruk, alpukat, melon, semangka, durian berbagai jenis dan banyak lagi buah lainnya demikian juga dengan sayurannya. Buah-buah lokal Indonesia ditata berdampingan dengan buah impor, saling bersaing namun anehnya buah lokal Indonesia lebih banyak dicari konsumen, padahal harganya sama-sama mahal. Buah lokal memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan buah impor, selain kualitasnya lebih baik, memilih buah lokal untuk dikonsumsi berarti membantu masyarakat petani di Indonesia.

All Fresh Fruit Store Indonesia memiliki 10 gerai toko di Jakarta dan sekitarnya, semua tokonya ramai pengunjung sehingga bisa dipastikan pasokan buah ke toko tersebut juga besar. Nun jauh di sana, di pasar-pasar tradisional, warung buah di pinggir jalan dan di pasar-pasar sentra buah dan sayur tren buah lokal semakin baik. Pada lapak-lapak pedagang mudah ditemui buah-buah lokal disbandingkan dengan buah impor. Hal ini berbeda dengan 5 sampai 10 tahun yang lalu dimana buah impor justru mudah ditemui dibandingkan buah lokal.
Era sekarang adalah saatnya petani buah Indonesia berdaya, ketika permintaan buah lokal semakin tinggi, distribusi semakin lancar tidak ada alasan lagi bagi petani buah untuk tidak mengembangkan pertanian buahnya. Pemerintah membangun infrastruktur secara masif sehingga menunjang jalur distribusi dari petani di desa sampai pada pedagang besar di kota. Jeruk Banyuwangi yang dulu membutuhkan waktu lebih dari 3 hari untuk sampai ke Jakarta sekarang bisa ditempuh hanya dalam waktu 1 hari saja.

Lampung lebih dekat ke Jakarta, semua bisa ditanam di Lampung sehingga buah dan sayur dapat dengan cepat dan murah sampai Jakarta. Namun buah lokal memiliki keunikan sendiri, salak pondoh Sleman mungkin banyak dibudidayakan di Lampung namun Salak Pondoh yang ditanam di Sleman memiliki keunggulan dibandingkan yang dari Lampung, lebih manis dan masir mungkin. Durian Bawor hanya yang berasal dari Banyumas lah yang dicari konsumen demikian juga dengan buah lainnya, nanas madu Purwakarta, mangga harum manis di Probolinggo, mangga golek dari Indramayu, apel dari Malang, melon dan semangka dari Kulon Progo dan Sragen dan seterusnya.
Permintaan buah lokal saat ini semakin tinggi sementara stok buah lokal di petani tidak sebanding dengan permintaan tersebut sehingga harga di konsumen masih relative mahal. Buah bukan produk pabrikan, ia harus diusahakan melalui budidaya, butuh waktu untuk menghasilkan buah siap jual. Namun bisa direncanakan, dikelola agar berkah permintaan yang tinggi akan buah lokal ini menguntungkan bagi petani buah di Indonesia. Jangan sampai buah impor kembali membanjiri Indonesia lagi.
Membudidayakan tanaman buah harus dimulai dari pemilihan bibit unggul, hanya buah-buahan berkualitas baiklah yang akan bertahan di pasar dan dipilih konsumen selain itu juga dibutuhkan bibit tanaman yang berbuah lebih cepat. Petani Indonesia sudah sangat paham dengan hal tersebut. Bibit buah unggulan sudah banyak di usahakan di Indonesia, di Salaman Magelang semua bibit buah-buahan unggul tersedia dengan harga yang sangat terjangkau demikian juga di daerah Pituruh, Purworejo Jawa Tengah.

Ini adalah era dimana petani buah Indonesia berdaya. Secercah harapan ini harus disamput dengan sukacita dan kerja keras, agar petani Indonesia kembali Berjaya. Salam Tani (AWB). 

Entri yang Diunggulkan

SENTRA BONSAI YOGYAKARTA - KIREINA BONSAI

Mencari sentra bonsai di Yogyakarta, Anda dapat mengunjungi KIREINA BONSAI yang beralamat di Jl. Wates KM. 7, Pasekan Kidul RT: 01/01, Bale...