Kamis, 18 Juni 2020

EXOTIC BONSAI (The Lost Santigi)

Exotic Santigi (pemphis acidula)



Kireina, 19/6/2020. Santigi (pemphis acidula) selalu saya temui dalam setiap pameran bonsai yang saya kunjungi. Pesonanya selalu menggoda, tak jarang jenis bonsai ini menjadi primadona bagi para penggemar bonsai. Predikat best ten hampir selalu ada jenis santigi dalam setiap pameran. Selain unggul dalam beberapa aspek penilaian ternyata santigi juga memiliki kekurangan yang harus mendapat perhatian bagi pemiliknya.
Kelebihan santigi dibandingkan dengan jenis lainnya sudah banyak yang membahasnya, antara lain: eksotis pada kayu dan kulit pohonnya yang berkerak serta sangat keras khas sebagai tanaman pantai yang hidup di tempat yang sangat ekstrim. Ukuran daun yang bisa sangat kecil dan rapat, ditunjang dengan perantingan yang sangat kaya sehingga sangat presisi dijadikan miniatur pohon besar dalam pot. Pertumbuhan yang cepat, hal ini sekaligus menjadi salah satu kekurangan/kendala jenis pohon santigi. Selain itu mungkin masih ada kelebihan lainnya.

Saya bahas tentang salah satu kekurangan pohon ini yang sekaligus menjadi kelebihannya, yaitu tentang pertumbuhan pohon yang cepat. Santigi yang subur dapat tumbuh dengan cepat melebihi kecepatan tumbuh dari jenis ficus, sehingga seorang seniman dapat dengan cepat mengganti gaya/model bonsai santigi sesuai selera jika gaya lama sudah tidak diinginkan. Untuk bonsai santigi ukuran medium dengan gaya informal misalnya bunjin dengan pecabangan minimalis kita bisa mengganti model 2 kali dalam satu tahun. Hanya pohon sancang (Premna Microphylla) yang mungkin dapat bersaing dengan santigi soal kecepatan pertumbuhan.

Kekurangan inilah yang menyebabkan, santigi juara dalam pameran tidak bisa bertahan dalam beberapa periode seperti pohon beringin, cemara, lohansung dan pohon lainnya. Bentuk pohon cepat berubah, ini menjadi masalah klasik untuk santigi.


Adaptasi
Lingkungan tumbuh santigi aslinya ada di pinggir pantai, bisa hidup di batu karang maupun pasir. Uap garam, panas matahari penuh serta hempasan angin selalu menerpa pohon santigi. Oleh karena itu untuk membawa santigi ke tempat lain yang tidak sesuai lingkungan aslinya perlu melalui proses adaptasi.
Beberapa penghobi menyiram pohon dengan air garam yang diambil langsung dari laut kadang juga dalam media tanam ditaburi garam asli (grosok) seminggu sekali saat proses adaptasi.

Lamanya proses adaptasi terhadap lingkungan baru tergantung dari pohon santigi , di tempat kami kurang lebih membutuhkan waktu  6 bulan adaptasi agar pohon dapat tumbuh subur seperti di alam aslinya. Media yang digunakan selama adaptasi cukup pasir malang halus ditambah pupuk kandang secara bertahap.



Perawatan
Untuk mempertahankan kesuburan pohon diperlukan beberapa tips. Salah satunya yang paling penting adalah dengan melakukan pruning daun secara rutin minimal sebulan sekali untuk bonsai yang sudah jadi.
Pertumbuhan cepat santigi menyebabkan bentuk bonsai cepat berubah, ranting dan daun cepat sekali pertumbuhannya, oleh karena itu diperlukan pengembalian bentuk awal dengan konsisiten rutin melakukan pruning (pemangkasan ranting).
Pruning untuk santigi berbeda dengan cara pruning pada jenis pohon lainnya. kita mesti menyisakan sedikit daun untuk pancingan tunas baru. Tunas baru akan tumbuh relativ banyak dan cukup cepat oleh karena itu kanopi pohon santigi cukup rapat.
Selain itu untuk mempertahankan kesuburan daun kita bisa melakukan repoting pada santigi setahun sekali tergantung dengan besaran pohon dan pot. Peremajaan akar santigi setelah repoting akan menambah kesuburan bagi pohon.



Kepunahan
Konsistensi perawatan santigi sangat dibutuhkan agar tetap bisa hidup subur di dalam pot. Sayangnya banyak dari kita yang tidak bisa secara konsisten melalukan perawatan terhadap santigi sehingga banyak pohon santigi yang hidup  tak subur bahkan mati ketika ada di tangan penghobi.
Ekxotisme santigi dan ancaman kepunahan ini sudah terjadi puluhan tahun yang lalu. Banyaknya pohon santigi alam yang diambil untuk dijadikan bonsai menjadikan santigi sulit sekali ditemukan di alam aslinya.
Sudah saatnya para penggemar atau penghobi bonsai santigi melakukan gerakan untuk menyelamatkan santigi dari kepunahan agar anak cucu kita masih bisa melihat pohon eksotis ini di masa yang akan datang. Caranya adalah berhenti memburu santigi di alam dan mulai berbudidaya.

Budidaya
Pohon santigi dapat dengan mudah dibudidayakan, bisa dengan cangkok ataupun menanam dari biji. Dengan budidaya santigi berarti kita ikut berperan serta melestarikan santigi. (AWB)

Saksikan juga vidionya di:


Informasi, Konsultasi dan Penjualan 

WA: 081802721887





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

SENTRA BONSAI YOGYAKARTA - KIREINA BONSAI

Mencari sentra bonsai di Yogyakarta, Anda dapat mengunjungi KIREINA BONSAI yang beralamat di Jl. Wates KM. 7, Pasekan Kidul RT: 01/01, Bale...